Imagination is important than knowledge -Albert Einstein

Jumat, 30 September 2011

Bekal Buat Masa Depan


Sudah 2 bulan tugas mapel EC (English Conversation, mapel langka dan satu-satunya di kelas efektif) nunggak. Tugasnya itu : menghafalkan 16 tenses. Tenses-tenses itu sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari, termasuk bahasa inggris. Aku takut saat disuruh keluar kelas dan si Mr. Teguh menunggu untuk ambil nilai. Masalahnya guru ini salah sedikit aja udah nyerocos banyak-banyak makanya nilainya pernah pas-pasan.
Hampir tiap hari aku hapalkan tenses-tenses itu sampai diluar kepala. Tapi yang membuat ga mau maju : takut nervous lagi! Kalau suasana sudah ribut dikurangi nilainya walaupun aku tidak terganggu sama sekali, ckck. Tetapi karena teman-teman sekelas sudah pada maju, terpaksalah……
Sebelum maju, aku tidak ingat tenses sama sekali. Cuma bisa tenangin perasaan, baca ayat kursi, mandangin adek kelas lagi main bola sebagai huburan. huh, kini, giliranku.
“Mr. aku ngapalinnya sambil tutup mata aja ya!” Aku takut lihat mata Mr. Teguh. Sekalian rileksin diri.
“Kok tutup mata sih? Ntar kalo disuruh pidato gimana? Tau-tau ada bom lewat.”
Terpaksalah…..
Sebagian dari ucapan itu ada yang salah. Mr. Teguh malah diam. Sekali-kali beliau membimbingku karena ga pernah diajarin sama sekali. 10 menit itu rasanya nyiksa (nyiksa deg degan). Udahlah, pasrah aja deh!
Kemudian Mr. Teguh nulisin nilainya di kertas nilai.
“Ini nilainya….” Mr. Teguh nunjukkin padaku.
Aku melihatnya, aku dapat….. 10!? Subhanallah, inilah hasil jerih payah menghafal sambil gugup 2 bulan.
“Thanks mister” Aku membalasnya.
“Kamu tidak boleh trima kasih padaku. Sayalah yang berterima kasih padamu. Tenses ini berguna buat masa depan kamu. Saat kamu di luar negri saat pidato kamu pakai rumus ini. Kamu udah nunjukkin yang terbaik.”
Saat itu aku hanya diam. Apa yang diomongin itu benar. Aku benar-benar merasa melayang deh!
Esok harinya….
Guru wali kelas masuk untuk memberitahu jadwal pelajaran baru. 1 kelas semua kaget! Tidak ada lagi EC, tidak ada lagi Mr. Teguh.
“Mulai minggu depan, kalian tidak usah membayar lagi, jadwal kembali ke kelas regular…….”
Kami semua kecewa, Mr. Teguh pergi. Masih banyak ilmu-ilmu yang belum diberikan. Setahuku, dia mengajar di salah satu SMA negri di Depok. Padahal aku tidak terlalu tertarik sama sekolah itu. Sepertinya, mulai hari ini aku akan mendalami sendiri ilmu-ilmu beliau. Good Bye Mr. Teguh :’(