Imagination is important than knowledge -Albert Einstein

Sabtu, 23 April 2016

Bab 6 Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan

A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung. Setiap orang mempunyai penderitaan yang intensitasnya berbeda-beda. Ada yang ringan dan ada yang berat. Penderitaan merupakan bagian dari hidup manusia. Dalam firman Allah SWT surat AL-Insyiqaq : 6 disebutkan

manusia ialah makhluk yang penuh perjuangan

B. SIKSAAN
Firman Allah surat Al-Ankabut : 40 disebutkan :

"Masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Ad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kamun Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh...."

Dari ayat diatas dapat disimpulakan bahwa yang membuat siksaan adalah manusia itu sendiri karena dosa-dosanya.

Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan. Kebimbangan akan dialami seseorang bila ia pada suatu saat dai tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. 

Hal-hal yang dapat menyebabkan ketakutan :
- Claustrophobia dan Agoraphobia : Claustrophobia adalah ketakutan terhadap ruangan tertutup             sedangkan Agoraphobia merupakan ketakutan terhadap ruangan terbuka
- Gamang : ketakutan terhadap ketinggian
- Kegelapan
- Kesakitan
- Kegagalan

C. KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertindak secara kurang wajar. 

Gejala-gejala awal kekalutan mental :
- Nampak pada jasmani yang sering pusing, mual, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- Nampak pada kejiwaannya yang sering cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah

Tahap-tahap gangguan kejiwaan :
- Gangguan kejiwaan secara psikis maupun jasmani
- Usaha mempertahankan diri dengan negatif yaitu lari dari masalah. Orang yang lari masalah justru     menambah beban batinnya
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) yang bersangkutan mengalami gangguan

Sebab munculnya kekalutan mental :
- kepribadian yang lemah
- Terjadinya Konflik sosial budaya
- Cara pematangan batin yang salah

Proses kekalutan mental membawa dirinya menuju :
- Positif : menjadi lebih dekat dengan Tuhannya
- Negatif : Mengalami frustasi sehingga menjadi agresi, regresi, fiksasi, proyeksi, identifikasi,               narsisme, autisme

Kekalutan sering terjadi di Kota besar, juga sering terjadi pada anak muda, wanita, orang yang tidak mempunyai agama, orang yang terlalu mengejar materi

D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Agar kita terbebas dari penderitaan maka kita harus berjuang menghadapi tantangan hidupnya . Firman Allah SWT surat Ar-Rad : 11 :

"Allah tidak ada mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya."

E. PENDERITAAN, MEDIA MASSA, DAN SENIMAN
Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan mempunyai rasa simpati dan empati dengan cepat. Selain melalui media massa, seniman juga bisa mengkomunikasikan melalui karya seni sehingga para penikmat seni dapat merasakan seninya sekaligus merasakan penderitaan si seniman tersebut. 

F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
a. Penderitaan yang buruk karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini tidak hanya terjadi sesama manusai, tetapi juga dari manusia ke lingkungan. Seperti tanah lingsor, banjir, dll.
b. Penderitaan yang timbul karena penyakit/siksaan/Azab Tuhan. Kesabaran dan tawakal merupakan usaha untuk mengatasi penderitaan itu.

G. PENGARUH PENDERITAAN
Penderitaan yang dialami manusia dapat menjadi positif ataupun negatif. Sikap negatif misalnya tidak bahagia, kecewa, putus asa, dan bunuh diri. Sikap positif misalnya rasa optimis, kreatif dalam menghadapi masalah, tidak mudah menyerah, dan masih banyak lagi.

Ilmu Budaya Dasar bab 5 Manusia dan Keindahan

A. KEINDAHAN

Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Keindahan dapat dihasilkan dari campur tangan manusia. Keindahan merupakan bagian dari manusia.
Keindahan sulit didefinisikan karena konsepnya yang abstrak. Tetapi pokok dari keindahan :
- keselarasan (harmony)
- kesetangkupan (symmetry)
- keseimbangan (balance)
- perlawanan (contrast)

Dapat disimpulkan bahwa keindahan terdiri dari keselarasan. Meskipun begitu masih banyak para filsuf yang mendefinisikan keindahan dengan pendapat masing-masing.

b. KOTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kotemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.

Apabila kotemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kotemplasi itu faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Setiap orang memiliki deraja kotemplasi dan ekstansi yang berbeda.

c. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN?
1. Tata nilai yang telah usang
    Banyaknya nilai-nilai adat istiadat yang merugikan membuat para sustrawan zaman Balai Pustaka       menciptakan sebuah sastra yang berjudul "Layar Terkembang" oleh Sultan Takdir Alisyahbana,           "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2. Kemerosotan zaman
    Kemerosotan moral adalah perilaku yang tidak baik. Jika idak baik maka tidak indah. Oleh karena       itu, sustrawan W.S. Rendra menciptakan seni yang berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota             Jakarta"
3. Penderitaan manusia
    Manusia yang menderita karena nafsu jabatan, harta, dll. tidak mempunyai daya tarik dan tidak           menyenangkan. Hal ini tidak indah karena niai kemanusiaan telah diabaikan.
4. Keagungan Tuhan
    Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta           kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia           hanya bisa menirukan keindahan ciptaan Tuhan itu.

d. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Kutipan John Keats (1795-1821) :

A thing of beauty is a joy forever
itss loveliness; it will never pass into nothingless

Dia mengatakan bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan.

Menurut Keats, orang yang mempunyai konsesp keindahan hanya tertentu jumlahnya. Mereka mempunyai negative capability yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.

Intinya, banyak seniman yang tidak mempunyai negative capability karena mereka tidak bisa mengungkapkan "keindahan" dengan baik. Orang yang tidak mempunyai negative capability tidak kreatif karena segala sesuatu telah jelas baginya, tidak ada keraguan baginya.

B. RENUNGAN
Renungan  adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu :
- Teori pengungkapkan. Teori ini merupakan apa yang dialami oleh seniman ketika menciptakan           suatu karya seni. "Art is expression of human feeling"
- Teori metafisik. Menurut Arthur Schopenhauer (1788-1860) seni adalah suatu bentuk dari                   pemahaman realita dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara. Dunia           objektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan itu. Kemudian terciptalah suatu karya seni.
-Teori Psikologis. Menelaah suatu estetik dan seni dengan metode-metode psikologi. Sebagian proses penciptaan seni berasal dari pemenuhan psikologis-psikologis

C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi, kata serasi berasal dari rasi yang artinya cocok. Kata cocok mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang. Pertentangan menghasilkan keserasian karena tercipta suatu keseimbangan.

Keindahan merupakan kualitas/pokok tertentu suatu hal. Kualitas yang sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Kemudian disusun menjadi garis, irama, warna, dll.

a. Teori obyektif dan teori subyektif
Menurut teori obyektif keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif adalah ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda tidak ada yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang ketika melihat suatu benda.

b. Teori perimbangan
Bangsa Yunani mengungkapkan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun dengan indah.


Selasa, 22 Maret 2016

Bab 3 Ilmu Budaya Dasar - Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

Hampir di setiap zaman, seni termasuk sastra memegang peranan penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama.

Hampir disetiap zaman, sastra mempunyai peranan lebih penting. Alasan pertama karena sastra pergunakan bahasa. Sementara, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia, dalam hal berkomunikasi, berfilsafat, melahirkan pernyataan alam semesta, dll.

B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Prosa lama meliputi :

  • Dongeng
  • Hikayat
  • Epos
  • Sejarah
  • Cerita pelipur lama
Prosa baru meliputi :
  • Cerita pendek
  • Roman/novel
  • Biografi 
  • Kisah
  • Autobiografi
C. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Prosa mempunyai nilai-nilai (moral) untuk pembaca melalui sastra, antara lain
  1. Prosa fiksi memberikan kesenangan. Pembaca mendapatkan pengalaman seperti pengalamannya sendiri melalui imajinasinya.
  2. Prosa fiksi memberikan informasi. Pembaca mendapatkan sesuatu yang lebih daripada sejarah yang terkadang tidak ada di ensiklopedia.
  3. Prosa fiksi memberikan wawasan kultural. Prosa fiksi dapat menstimuli imajinasi dan merupakan sarana bagi pemindahal yang tiada henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
  4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan. Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu serta meneriman respon-respon emosional yang sangat berbeda dari kehidupannya sendiri.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua; Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya. Ada yang menyuarakan keduanya. Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamanya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan seusatu, melainkan untuk berenung. Sedangkan karya sastra yang menyuarakan aspirasinya mengajak pembaca untuk melakukan apa yang dikehendaki di zamannya. Kedua macam itu selalu menyampaikan masalah dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya. Setiap tokoh mempunyai kepribadian yang berbeda sehingga berpotensi menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi di dalam tokoh tersebut atau antara beberapa tokoh lainnya.

D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, sedangkan kesenian bagian unsur dari kebudayaan. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhannya melalui bahasa yang artistik. Yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

Kreativitas dan keestetikannya penyair dalam membangun puisinya menggunakan :
1. Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, dll.
2. Kata-kata yang ambiguitas
3. Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah diberi perasaan tertentu.
4. Kata-kata yang konotatif
5. Pengulangan, berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :

  1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Manusia ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih nebghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Pendekatan terhadap pengalaman itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut "imaginative entry", yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
  2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual. Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukan kepada pembaca bagian hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
  3. Puisi dan keinsyafan sosial. Puisi juga memberikan pengetahuan tentang manusia sebagai makhluk sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang berupa :
    • Penderitaan atas ketidakadilan
    • Perjuangan untuk kekuasaan
    • Konflik dengan sesamanya
    • Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

STUDI KASUS

Naskah Kuno Perlu di Transkrip Dan Transliterasi


JAKARTA - Naskah-naskah kuno yang tersimpan di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) harus segera diselamatkan melalui proses terjemahan (transkrip) dan transliterasi oleh para peneliti, yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku.

"Agar anak-anak jaman sekarang mau membaca naskah kuno itu diperlukan terjemahan oleh peneliti dan pengkaji naskah," kata Wakil Ketua Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS), Rachmat Taufiq Hidayat, di Jakarta, Rabu (27/5).

Pasalnya, kata Rachmat, dalam acara bedah buku 'Hikayat Nakhoda Asik dan Hikayat Merpati Mas' di Aula Perpustakaan Nasional, naskah-naskah yang tersimpan di Perpusnas itu bertuliskan huruf Melayu, Arab kuno, Jawa kuno yang tidak dimengerti kaum muda saat ini.

Menurut dia, terjemahan naskah kuno melalui penerbitan buku sangat bermanfaat agar naskah aslinya yang terbuat dari daun lontar, kulit kayu atau kertas yang sudah berumur ratusan tahun itu tidak rusak.

"Jadi, mereka bisa mempelajarinya melalui buku yang telah diterbitkan," ujarnya seraya mengatakan Perpusnas bisa melakukan kerjasama dengan peneliti dan penerbit.

Ia menyebutkan, dalam kerangka warisan nenek moyang itu bukan hanya bentuk fisiknya saja yang harus dirawat dan dipelihara, melainkan kandungan isi naskahnya pun perlu dilestarikan kepada masyarakat.

Selama ini Perpusnas telah berupaya melakukan iventarisir dan katalogisasi naskah-naskah tersebut, namun upaya tersebut dinilainya belum cukup sehingga perlu dilakukan penyelamatan naskah-naskah itu.

Rachmat mengatakan, untuk menggairahkan program penyelamatan naskah-naskah kuno itu Perpusnas sudah selayaknya memberikan penghargaan kepada para peneliti dan pengkaji naskah yang telah merampungkan penelitiannya.

Salah satu bentuknya, bisa berupa pemberian honor yang pantas sesuai dengan jerih payah dan prestasi peneliti atau penelaah naskah, katanya.

Menurut Sekretaris Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jabar ini, bila isi materi yang terkandung dalam naskah merupakan karya sastra, maka untuk mempopulerkannya di tengah masyarakat harus direncanakan penerbitan karya adaptasinya.

Karya adaptasi adalah pengalihan bentuk dan pengolahan kembali sebuah karya sastra agar lebih sesuai dengan kalangan pembaca tertentu dalam memperhatikan unsur lingkungan pada budaya tersebut.

"Kadang-kadang karya adaptasi lebih hidup dibandingkan karya aslinya," tuturnya.
Ia mencontohkan, Prof Dr Ajatrohaedi pernah mengadaptasi naskah berbahasa 'Sunda Wawacan Ogoin Amarsakti' dalam bentuk cerita anak-anak dengan judul 'Ogin si Anak Sakti'.

"Alangkah baiknya bila naskah-naskah kuno yang ada diadaptasi dalam bentuk roman atau cerita anak-anak, sehingga menjadi menarik," demikian Rachmat Taufiq Hidayat./ant/itz

SUMBER : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/seni-budaya/09/05/27/52730-naskah-kuno-perlu-di-transkrip-dan-transliterasi

OPINI

Saya setuju dengan pendapat di berita tersebut karena naskah kuno tersebut adalah karya sastra yang dihasilkan oleh kebudayaan pada masa lalu sehingga dari karya sastra itu kita dapat mengenal bagaimana kebudayaan Indonesia pada masa lalu.

Senin, 21 Maret 2016

Bab 2 IBD - Manusia dan Kebudayaan

A. Manusia
Beberapa pandangan mengenai manusia :

1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
  • Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang mampat pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu (hal 62)
  •  Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak (hal 66)
  • Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran , suatu kebenaran mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat kebudayaan
  • Nafs, dalam pengertian diri dan kekuatan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri (hal 79) (Asy’arie. 1992 hal : 62-84)

2. Manusia sebagai satu kepribadian mempunyai tiga unsur
  •  Id, yang merupakan libido murni, atau energy psikis yang merupakan ciri alami yang irrasional yang terkait seks, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconscious).
  • Ego, sering kali disebut kepribadian “eksklusif” karena perannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dimengerti orang lain.
  • Superego, terbentuk dari lingkungan eksternal. Merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan orang tua.

B. HAKEKAT MANUSIA
  • Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satuan yang utuh. Jika manusia itu meninggal, jiwa lepas dari tubuhnya lalu kembali ke Tuhan.  Tubuhnya menjadi hancur namun jiwanya tidak mengalami kehancuran.
  • Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Deangan adanya akal, manusia dapat membedakan kebaikan dan keburukan serta dapat menciptakan ilmu pengentahuan dan teknologi. Dengan adanya perasaan, manusia dapat menciptakan seni.
  • Makhluk biocultural, makhluk hayati yang budayawi. Dari segi ilmu hayati, manusia dapat mempelajari ilmu-ilmu hayati (psikologis, anatomi, fisiologi, dsb.). Dari segi budaya manusia dapat mempelajari ilmu-ilmu sosial dan bahasa.
  • Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan, mempunyai kualitas karena mampu berkarya. Soren Kienkegaard (filsuf asal Denmark) memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk kehidupan yang terikat dengan  lingkungannya, memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah.


C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Francis L.K. Hsu, sarjana Amerika keturunan China, mengembangkan suatu konsepsi, yaitu dalam jiwa manusia mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
  • Nomor 7 dan 6 : daerah tak sadar dan sub sadar. Berada di lingkaran paling dalam sehingga tidak dapat terdesak keluar lingkaran lainnya. Individu tersebut mempunyai pikiran dan gagasan yang tidak utuh lagi.
  • Nomor 5 : kesadaran yang tak dinyatakan. Individu mempunyai pikiran dan gagasan yang disadari oleh individu tetapi tidak diungkapkan
  • Nomor 4 : kesadaran yang dinyatakan. Pikiran dan gagasannya disampaikan secara terbuka ke orang lain.
  • Nomor 3 : lingkaran hubungan karib. Si individu diajak bergaul mesra dan karib sebagai tempat berlindung dan mencurahkan isi hatinya.
  • Nomor 2 : lingkaran hubungan berguna. Tidak ditandai oleh sikap mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang.
  • Nomor 1 : lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan, dan adat yang ada dalam kebudayaan sendiri, tetapi jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
  • Nomor 0 : lingkarang hubungan luar. Hubungan jauh yang berada di luar masyarakat dan Indonesia.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
·         Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan oleh masyarakat. (E.B. Taylor)
  • ·         Kebudayaan sebagai hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. (Selo Sumarjan)
  • ·         Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir (Sutan Takdir Alisyahbana)
  • ·         Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan cara belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya. (Koentjaraningrat)
  • ·         Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelamaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya (A.L Krober dan C.Kluckhon)

E. UNSUR KEBUDAYAAN
Tujuh unsur kebudayaan menurut C.Kluckhon :
1.       Sistem kepercayaan. Manusia menganggap diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lainnya yang Maha Besar.
2.       Sistem organisasi kemasyarakatan. Manusia menyadari bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal. Oleh karena itu manusia membuat organisasi kemasyarakatan agar manusia dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3.       Sistem pengetahuan. Kemampuan manusia mengingat apa yang ia ketahui kemudian menyebakannya ke orang lain menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Bahwa dapat melebihi apa yang dibukukan.
4.       Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi. Menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum bertingkat.
5.       Sistem peralatan dan teknologi. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan peralatan untuk mencukupi kebutuhannya.
6.       Bahasa. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7.       Kesenian. Setelah kebutuhan fisiknya tercukuoi, manusia ingin memuaskan kebutuhan psikis. Mereka perlu pandangan yang indah serta suara yang merdu melalui seni.

F. WUJUD KEBUDAYAAN
  • Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Wujud ini disebut sistem budaya, bersifat abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang dianutnya.
  • Kompleks aktivitas. Sering disebut sistem sosial. Terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan lain. Bersifat konkret.
  • Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai peralatan sebagai karya manusia benda untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Mulai dari benda yang diam sampai benda yang bergerak.

Ketiga hal tersebut tidak dapat terpisah dalam kehidupan sehari-hari. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan-tindakan dan karya-karya manusia.

G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C.Kluckhon, sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia :
  • Hakikat hidup manusia (MH), hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem; Ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”
  • Hakikat karya manusia (MK), setiap kebudayaan mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya menambah gerak hidup untuk melakukan karya lagi.
  •  Hakikat waktu manusia (WM), setiap kebudayaan mempunyai hakikat waktu berbeda. Ada yang beriorentasi masa lampau, ada juga yang berorientasi masa depan.
  • Hakikat alam manusia (MA), ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin. Ada kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
  • Hakikat hubungan manusia (MN), ada kebudayaan yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia. Ada kebudayaan yang berpandangan individualitis.

H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Penyebab perubahan kebudayaan :
  • 1.       Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
  • 2.       Sebab-sebab perubahan lingkungan alam fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung berubah lebih cepat.

Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru (teknologi dan inovasi).
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan.

I. KAITAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN
Kaitan manusia dengan kebudayaan adalah : Manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan sebagai objek yang dilaksanaakan manusia. Manusia menciptakan kebudayaan kemudian kebudayaan itu mengatur hidup manusia. Sehingga manusia dan kebudayaan adalah satu kesatuan.

Hubungan manusia dan kebudayaan dipandang setara dengan hubungan manusia dengan masyarakat secara dialektis (saling terkait satu sama lain). Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap :

  1. Eksternalisasi, proses di mana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
  2. Obyektivasi, proses di mana manusia menjadi realitas obyektif
  3. Internalisasi, proses di mana masyarakat disergap kembali oleh manusia.


Minggu, 28 Februari 2016

10 target di tahun 2016

1. Nilai IP > 3.5
2. Hapalan sampe 1,5 juz
3. Punya tabungan > 18 juta rupiah
4. Dapat kerja partime di akhir tahun bidang desain grafis
5. Puasa Daud engga bolong sampe 2 bulan (kecuali saat haid)
6. Bisa ngerjain sudoku sampai level greget
7. Nilai tugas prakarya (esben) >90
8. Bisa lari 12 menit tanpa berhenti
9. SPA buat rumah se gila mungkin
10. Bangun jam 3 pagi tanpa tidur lagi

Senin, 01 Februari 2016

Masyarakat Desa dan masyarakat Perkotaan

A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
1.    1. R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu

2. MJ.Herkovits : masyarakat adalah kelompok individu yang   diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu

3.  J.L.Gilian : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil

4. S.R.Steinmetz : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.

5. Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :

1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.

Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :

1. Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2. Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
a. Masyarakat Nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan


b. Masyarakat Kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya

 Syarat-syarat terbentuknya masyarakat :

1. Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dibagi dalam dua bentuk, yaitu :

1. Masyarakat paksaan, misalnya : negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain.
2. Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :

a. Masyarakat natur, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan (horde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah/keturunan. Dan biasanya masih sederhana sekali kebudayaannya.

b. Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan/kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja, dan lain-lain.








B. MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

1.   Masyarakat Perkotaan

a. Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community, adalah masyarakat yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Pengertian kota sendiri adalah suatu himpunan penduduk masalah yang tidak agraris, yang bertempat tinggal di dalam dan di sekitar suatu kegiatan ekonomi, pemerintah, kesenian, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

b. Ciri-ciri yang menonjol pada masyarakat kota

1. Kurangnya kehidupan keagamaan bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Pada umumnya, masyarakat perkotaan tidak bergantung pada orang lain.
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5. Pada umumnya, masyarakat perkotaan berpikir secara rasional, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
6. Pada umumnya, masyarakat perkotaan lebih cermat dalam membagi waktu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

2.   Masyarakat Pedesaan

A. Pengertian desa dan masyarakat pedesaan
Menurut Sutardjo Kartohadikusuma, desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Adapun yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama (homogen) di suatu daerah (wilayah) tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (agraris).

B. Ciri-ciri desa dan pedesaan

Adapun ciri-ciri dari desa adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti, iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Diantara ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah :
a. Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya diluar batas wilayahnya.
b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).
c. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
d. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.

C. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan

Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris.
Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem-ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :

1.    Konflik (pertengkaran)

Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari dari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadibiasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering manjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dan sebagainya.

2.    Kontraversi (pertentangan)

Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.

3.   Perbedaan Desa dan Kota

Ada beberapa ciri yang dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota, antara lain ;
a. Jumlah dan kepadatan penduduk
b. Lingkungan hidup
c. Mata pencaharian
d. Corak kehidupan sosial
e. Stratifikasi sosial
f.  Mobilitas sosial
g. Pola interaksi sosial
h.  Solidaritas sosial
i. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi sosial

4.   Hubungan Pedesaan dan Perkotaan

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah. Akan tetapi, keduanya mempunyai hubungan yang erat dan ketergantungan satu sama lain, karena diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi.

C. URBANISASI DAN URBANISME

1.   Pengertian Urbanisasi

Urbanisasi adalah proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota. Dapat juga diartikan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses tersebut ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja nonagraris di sektor sekunder (industri) dan sektor tersier (jasa).
c. Tumbuhnya pemukiman menjadi kota.
d. Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan di bagian ekonomi, sosial, kebudayaan dan psikologis.

2.   Faktor-faktor pendorong terjadinya urbanisasi antara lain

a. Timbulnya kemiskinan di pedesaan.
b. Adanya golongan penduduk desa (muda-mudinya) yang ingin melepaskan diri dari tekanan adat-istiadat yang ketat.
c. Keinginan warga desa untuk menambah pengetahuan.
d. Kurangnya sarana rekreasi di desa.
e. Keinginan mengembangkan kemampuan lain dari bidang pertanian.
f.  Keinginan menyelamatkan diri dari akibat pertentangan dalam lingkup nasional.
g. Kegagalan panen.



3.   Faktor-faktor penarik yang memperbesar arus urbanisasi

a. Anggapan bahwa di kota lebih mudah mencari pekerjaan.
b. Keinginan untuk mengangkat posisi sosial.
c. Kota dianggap sebagai tempat untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat.
d. Di kota ada kesempatan dan prasarana untuk mengembangkan usaha nonpertanian.
e. Kota memberikan kemungkinan yang lebih memadai untuk pengembangan jiwa.


4.   Akibat positif dan negatif yang ditimbulkan dari urbanisasi

Akibat positif :

a. Bertambahnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penduduk desa yang tinggal di kota.
b. Adanya perubahan status sosial pada masyarakat desa itu sendiri.


Akibat negatif :

a. Pengangguran
b. Naiknya kriminalitas
c Persoalan pewismaan (tempat tinggal)
d. Kenakalan anak-anak atau kejahatan anak-anak

5.   Usaha-usaha menanggulangi urbanisasi adalah :

A.  Lokal jangka pendek

a. Pembersihan daerah-daerah perkampungan melarat yang ada di tengah kota.
b. Perbaikan kampung melarat.
c. Membuat dan melaksanakan proyek sites and service atau proyek plottownship.
d. Memperluas kesempatan kerja

B.   Lokal jangka panjang

Pembangunan perumahan, lapangan kerja, infrastruktur, tempat rekreasi dan sebagainya.

C.   Nasional jangka pendek

Adanya peraturan perundang-undangan tentang migrasi.

D.   Nasional jangka panjang

a. Pemencaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru
b. Rencana pembangunan daerah memusatkan perhatian pada pengembangan kota-kota sedang dan kecil.
c. Mengendalikan industrialisasi di kota-kota besar.

6.   Pengertian Urbanisme

Dari pengertian urbanisasi yang menjelaskan tentang berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pengertian urbanisme lebih ditujukan kepada perilaku hidup dan cara hidup di kota.











BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritotial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang tidak tertentu jumlah penduduknya dan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang kehidupannya masih dikuasai oleh adat istiadat lama.
Adapun ciri-ciri yang dapat membedakan masyarakat kota dan masyarakat desa adalah jumlah dan kepadatan penduduk, lingkungan hidup, mata pencaharian, corak kehidupan sosial, stratifikasi sosial, mobilitas sosial, pola interaksi sosial, solidaritas sosial dan kedudukan dalam hierarki sistem administrasi sosial.
Hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat desa, keduanya saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Masyarakat kota membutuhkan hasil produksi dari masyarakat desa, seperti pangan. Begitupun masyarakat desa membutuhkan hasil produksi dari masyarakat kota, seperti minyak tanah, transportasi dan sebagainya.

Urbanisasi merupakan proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota. Sedangkan yang dimaksud dengan urbanisme adalah perilaku hidup atau cara hidup masyarakat di kota.

Minggu, 22 November 2015

Pemuda dan Sosialisasi

PENGERTIAN PEMUDA

Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :

Masa bayi      : 0-1 tahun
Masa anak     : 1-12 tahun
Masa puber   : 12-15 tahun
Masa pemuda : 15-21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas

Jika ditinjau dari segi budaya atau fungsionalnya, maka perinciannya sebagai berikut :

Golongan anak        : 0-12 tahun
Golongan remaja     : 1-12 tahun
Golongan dewasa    : 18 (21) tahun keatas


PENGERTIAN SOSIALISASI

Sosialisasi adalah beberapa individu yang membaur atau berkomunikasi di  dalam kehidupan bermasyarakat dan mereka beraktifitas saling membantu dan menolong karena ada visi dan misi tertentu yang ingin mereka capai.

PEMUDA DAN INDENTITAS
POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA

Dalam membentuk suatu generasi muda yang baik diperlukan pembinaan dan pengembangan yang baik sehingga terbentuknya generasi muda yang mempunyai karakteristik yang baik pula sehingga generasi yang berkualitas dan membentuk generasi yang menjadi patokan kehidupan bangsa indonesia.
PENGERTIAN POKOK PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA

Generasi subyek adalah mereka yang telah dibekalin ilmu dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa indonesia.

Generasi Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarahkan kepada pertumbuhan dan potensi menuju ketingkat yang maksimal dan belum dapat berfungsi secara fungsional.

Masalah-masalah dalam generasi muda :
·        Menurunnya jiwa idealisme, patriorisme dan nasionalisme dikalangan generasi muda.
·        Kurangnya Gizi
·        Kawin Muda
·        Pergaulan Bebas
·        Kenakalan Remaja
·        Belum adanya peraturan UUD yang menyangkut tentang Generasi Muda

Potensi-potensi generasi muda :
·        Idealisme dan daya kritis
·        Dinamika dan kreativitas
·        Keberanian Mengambil Resiko
·        Opimis dan kegairahan semangat
·        Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
·        Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
·        Patriotisme dan Nasionalisme
·        Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi

Tujuan sosialisasi:
·        Memberikan keterampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
·        Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
·        Membantu mengendalikan fungsi – fungsi organik yang dipelajari melalui latihan – latihan mawas diri yang tepat.
·        Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada dimasyarakat.

PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing-masing agar bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa

Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu-ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.


ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGENYAM PT

Pemuda yang mengenyam di perguruan tinggi setelah lulus akan menjadi pribadi yang kritis dan aktif serta menjadi generasi yang akan menjadi pemimpiin yang baik mengerti rakyat dan memajukan bangsa menjadi lebih baik.